PSSIJATIM – Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Provinsi Jawa Timur memastikan tidak akan menghentikan dan akan tetap menuntaskan jalannya Kompetisi Liga 3 Kapal Api Jatim 2019.
Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Amir Burhanuddin, pasca diselenggarakannya manager meeting dengan kontestan Liga 3 Jatim.
Sebelumnya, Asprov PSSI Jatim mengancam akan menghentikan Liga 3 Jatim karena adanya tindakan anarkis suporter klub sepak bola pada laga Persibo Bojonegoro menghadapi Nganjuk Ladang FC, kemudian Persema Malang melawan Deltras Sidoarjo, dan pada laga Persipro Probolinggo dengan Persid Jember.
Komisi Disiplin Asprov PSSI Jatim sendiri juga sudah menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak yang terkait dengan keributan di atas.
“Mempertimbangkan banyak hal masukan dari seluruh para pemimpin dan manajer klub disepakati bahwa, kita akan menyelesaikan liga ini pada putaran provinsi dan mengantarkan para wakil dari Jawa Timur untuk memasuki babak regional dengan beberapa catatan,” kata Amir.
“Bentuknya, yang menjadi kesepakatan bersama antara pimpinan klub, pelatih kepala dan kami yaitu apabila terjadi kerusuhan kembali, kericuhan dalam pertandingan Liga 3, maka akan dilakukan tindakan secara tegas tidak pandang bulu. Baik terhadap klub, suporter, pemain, official, termasuk perangkat pertandingan,” imbuhnya.
Demi kelancaran pelaksanaan Liga 3. Asprov PSSI Jatim bersama manajer klub menyepakati tiga keputusan. Yaitu PSSI Jatim akan merekomendasikan kepada PSSI Pusat agar dalam pelaksanaan Liga 3 tahun depan tidak diperbolehkan menggunakan pemain senior, kemudian pimpinan klub akan secara rutin memberikan edukasi kepada suporter, dan pelatih kepala akan melakukan sosialisasi tentang regulasi law of the game kepada seluruh pemain dengan session class.
Keputusan itu, jelas Amir, diputuskan berdasarkan kondisi real di lapangan. Misalnya, pemberhentian penggunaan pemain senior karena tim menganggap yang menjadi pemicu kerusuhan adalah pemain senior.
“Selain itu, minimnya pemahaman aturan dan kode etik. Kedua, kondisi infrastruktur stadion. Ketiga, kesiapan panpel. Keempat, faktor keamanan perlu ditingkatkan
dan pemahaman regulasi yang kurang,” paparnya.
Selain itu, PSSI Jatim melalui Komite Wasit memutuskan untuk memberhentikan beberapa perangkat pertandingan karena menganggap ada kesalahan berdasarkan bukti yang ada.
“Memang kita lihat dari tayangan video ada kesalahan pengambilan keputusan yang dilakukan wasit. Sehingga, kami memberhentikan dan akan kita lakukan penyegaran ulang,” kata Ketua Komite Wasit PSSI Jatim, Purwanto.
Di sisi lain, manajemen Persibo Bojonegoro, Dwi Hendri mengaku menerima semua keputusan yang diambil oleh Komdis.
“Kami menerima. Kami juga mengapresiasi langkah cepat Asprov yang melihat kondisi di lapangan,” ungkapnya. (*)